Wednesday 13 November 2013

Demi Rupiah Dan Terik Matahari

0 comments

Sahabat...

bangun pagi-pagi benar,
Setiap hari ia mulai bekerja pukul 07:00 s/d 18:00.
Dari beberapa jam tersebut terkadang hanya memperoleh uang Rp. 40.000, pendapatan bersih, Rum...itu nama teman aku yang setiap hari bekerja di pinggiran kota palu, tepatnya di bantaran sungai palu dengan bermodalkan sekop. Dipanasnya terik mentari yang menyengat kulit dia mengumpul sedikit demi sedikit pasir yang di ambil dari sungai palu, setelah pasir yang di kumpulnya mencapai 1 ret mobil,dia pun menjualnya demi memenuhi kebutuhan sehari-hari. biarpun harga pasirnya lumayan ( 40 rb 1/ret). dia tidak pernah mengeluh dan terus bekerja setiap harinya.

pernah saya bertanya kepadanya, apa tidak bosan bekerja begini setiap harinya, dia pun menjawab Untuk makan saja kita susah, saya bekerja apa lagi, hanya ini yang bisah saya kerjakan maklum saya kan cuma lulusan SD,tapi saya bersyukur saya masih bisah mencari uang dengan sehat, masih banyak orang di luar sana lebih susah dari saya.

saya pun berpikir inilah susahnya mencari sesuap nasih demi memenuhi kebutuhan sehari-hari,Takdir dan jalan hidup setiap manusia memang berbeda, tapi itulah takdir hidup ini. Manusia harus berjuang hanya untuk sesuap nasi.

Sungguh ironis melihat angka kemiskinan yang cukup tinggi dikota Palu. Pada hal Kota palu merupakan salah satu penyumbang terbesar produksi pasir yang dikirim ke luar negeri misalnya malaysa dan singapura.

itulah sebuah cerita dari teman aku, yang keseharianya bekerja mengumpulkan pasir demi memenuhi kebutuhannya sehari-hari.


No comments: